• Setealah Anda menemukan tag diatas, salin script dibawah ini tepat diatas/sebelumnya Ini Cara Petani Grobogan "Nandur Pari"

4/26/2016

Ini Cara Petani Grobogan "Nandur Pari"

Dok Ahmad Zaenuri: Tandur pari
beberapa bulan yang lalu penulis pernah mem posting tulisan berjudul "Ini cara Petani Grobogan Nandur Kacang Ijo" tulisan tersebut sampai dengan hari ini sudah di baca lebih dari 10.000 pengunjung dari Indonesia, Taiwan, Korea, Amerika, Arab Saudi, Jepang, Qatar, Australia Dll. Terlihat dari data statistik, Ihktisar, Pos, Pemirsa dan lalu lintas  fasilitas milik Blooger. beberapa ada yang berkomentar menanyakan mengenai varietas unggul kacang hijau itu seperti apa, lantas penulis menjawabnya, benih kacang Ijo yang bagus adalah yang Burem (Busik) jika yang mengkilap biasanya kurang bagus. kali ini penulis akan membagikan tips bagaimana petani Grobogan nandur pari (padi).


Bagi orang desa seperti penulis tidak canggung lagi untuk membagikan sedikit ilmu mengenai tata cara nandur pari, terlihat sederhana memang, tapi bagi masyarakat perkotaan banyak di antara mereka yang belum begitu faham dan mendetail. maka sudah sepantasnya penulis ingin berbagi cerita mengenai cara nandur tersebut.

Tandur (Tancep Mundur) berasal dari bahasa jawa ngoko jika di artikan di dalam bahasa Indonesia berarti menanam dengan cara mundur, sedangkan "Pari" berarti Padi. Padi sendiri menurut kamus bahasa Indonesia di artikan sebagai tanaman yang menghasilkan beras. mayoritas penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai kebutuhan pokok, karena beras memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi untuk memberikan energi kepada tubuh kita.

Pari di tanam dalam lahan persawahan, sawah sendiri dapat diartikan sebagai tanah garapan, sawah harus mampu menyangga genangan air untuk asupan nutrisi padi untuk periode tertentu dalam pertumbuhannya. Sawah memiliki dua jenis dalam sistem pengelohannya yakni sawah tadah hujan dan sawah irigasi.

Dokpri: Waduk Kedong Ombo
sawah irigasi mengandalkan air dari saluran air, di Grobogan, Kudus, Demak, Jepara, Blora mengandalkan air dari Waduk Kedong Ombo, di Solo, Sragen, Klaten, Gunug Kidul, Karanganyar mengandalkan air dari waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Maka daerah yang mendapatkan aliran dari waduk dapat melaksanakan panen padi selama setahun dua sampai tiga kali dan panen palawija sekali, karena hitungan masa tanam rata-rata empat bulan sekali.

sedangkan sawah tadah hujan adalah sawah yang hanya mengandalkan air hujan saja, kabupaten Grobogan yang sistem sawah tadah hujan dapat kita jumpai di kecamatan Wirosari, Gabus, Sulursari, sekalipun ada juga sawah yang berdekatan dengan waduk gajah mungkur tidak dapat mendapatkan manfaat dari air waduk karena kontur tanah sawah lebih tinggi dari waduk, maka petani menggunakan pompanisasi dan ini biayanya sangat mahal. seperti di Kecamatan Wirosari pernah menggunakan sistem irigasi melalui waduk yang ada di Blora, tapi keberadaan waduk ini dapat di katakan gagal karena letak waduk tepat berada pada kawasan pegunungan kapur menjadikan waduk ini tidak dapat menyimpan air lebih lama karena air cepat terserap dalam tanah.  Penelitian yang pernah di lakukan oleh ahli hidrologi, mengatakan bahwa di bawah waduk terdapat sungai bawah tanah, maka wajar jika air waduk cepat habis.

Diatas adalah gambaran tentang sitem persawahan, sekarang penulis akan mengajak pembaca untuk belajar nandur pari. Pertama: Menyiapkan Pinian (petak benih) untuk di tabur benih padi unggul sesuai kesepakatan kelompok tani dan dinas pertanian setempat. Pinian petaknya tidak usah terlalu besar (sekucupnya) tanah di gemburkan dengan di cangkul atau di Tractor sampai gembur dengan di tambahkan air secukupnya. lantas benih di tabur menggunakan tangan kanan, se genggam segenggam, berapa benih yang harus di siapkan, setiap 30-45 kg benih dapat di gunakan untuk menanam padi seluas satu hektar (1 Ha). setelah  umur tujuh hari benih di pupuk dengan menggunakan Urea (penghijau daun), TS (penguat akar) dan Furadan (pengendali hama). Benih tidak boleh terlalu subur, karena ini akan berbahaya pada batangnya yang gampang putus. Masa tanam benih berkisar 22-24 hari, setelah masanya cukup secepatnya benih itu di "Ndaut" (Di cabut dan di Pocong). pastikan meskipun sudah di pocong akar benih harus terendam air, agar benih padi tidak kering. 
Ndaut Pari

Kedua: Siapkan lahan yang akan di tanami padi, dengan cara di Tractor. untuk Tractor sendiri harus melihat musim, misalnya mucim Ketigo (kemarau) Tractor yang di gunakan menggunakan Luku (membalik tanah dari dalam menjadi di atas) dan Garu (menggemburkan tanah) sedangkan untuk musim rendengan (penghujan) Tractor menggunakan Blebes (meratakan tanaman sisa agar terpendam dalam tanah) dan Garu. untuk menyiapkan lahan baiknya sehari sebelum masa tanam.

Ketiga: setelah semuanya di persiapkan, benih yang sudah di Daut dan di Pocong di pindahkan untuk di tanam di lahan yang sudah di persiapkan. Sistem tanam yang ada di antaranya dua legowo, empat legowo artinya jarak tanam sistem ini merupakan intruksi pemerintah pada era Pemerintahan Sulilo Bambang Yudhoyono. Dua legowo artinya ii....ii......ii.....ii..... dan empat legowo iiii......iiii.......iiii....jarak legowo berkisar 20-22 cm.
Menanam padi sejajar dua Legowo 

Menanam padi sejajar empat Legowo
sampai sini sudah faham belum ya? jika sudah faham kita menginjak ke langkah selanjutnya. sistem tanam seperti ini akan menghasilkan padi yang panjang, pulen dan besar. jika menggunakan sistem lainnya seperti 12 Legowo padinya akan kecil dan sedikit. hasil panen menggunakan sistem ini setiap 1 Ha akan menghasilkan panen 7-9 Ton, sedangkan harga padi basah 4500/kg, jika di tebas nilai jualnya 32 Jt.


Keempat: Melakukan pemupukan, adapun dalam tahap ini pemupukan di lakukan setelah masa tanam satu minggu sampai sepuluh hari. adapun jenis pupuk yang di pakai adalah pupuk berimbang di antaranya KCL (penguat akar dan Batang), TSP ( Penggembur tanah/penguat akar)  dan Urea (pupuk daun).

Kelima: dalam langkah ini Petani harus melakukan Matun (Penyiangan/ mencabuti rumput, gulma dan melakukan tambal sulam terhadap padi yang tumbuhnya tidak sesuai). langkah ini di lakukan sejak padi berumur 15-25 hari.

kelima langkah tersebut harus dilakukan secara berurutan, jika tidak maka dapat dipastikan akan gagal panen. adapun setelah masa pertumbuhan padi 35-90 hari adalah masa perawatan, misalnya jika ada hama wereng, ulat, atau tikus Petani harus segera membasminya baik melalui obat pestisida atau jika tikus harus dilakukan pembasmian secara massal seluruh petani yang menggarap sawah harus turun ke sawah mencari lubang-lubang tikus.

Demikian sedikit tentang bagaimana petani Grobogan nandur pari, adapun untuk kebutuhan pupuk, biaya silahkan baca "kebutuhan Biaya petani Grobogan dalam satu musim tanam padi"

Grobogan, 26 April 2016
Setiawan Widiyoko

No comments:

Post a Comment

Komentar anda sangat bermanfaat